Seperti yang diuraikan oleh Peter CH Hollman, peneliti
dari Waginingen University, Belanda, senyawa antioksidan dalam teh
berguna sebagai zat antikanker, menekan hormon stres, dan meningkatkan
fungsi pembuluh darah yang akan mencegah penyakit kardiovaskular,
seperti serangan jantung dan stroke.
"Teh merupakan sumber
flavonoid yang punya efek langsung terhadap kesehatan pembuluh darah,"
kata Hollman dalam jumpa pers acara Tea Science Symposium yang diadakan
oleh Lipton Institute of Tea di Jakarta.
Dalam
penelitian meta-analisis Hollman, terbukti bahwa mereka yang
mengonsumsi teh tiga cangkir setiap hari memiliki pengurangan risiko
terkena stroke hingga 20 persen. "Baik teh hitam maupun teh hijau punya
efek perlindungan yang sama," paparnya. Dalam berbagai riset, pengujian
sudah dilakukan terhadap hubungan teh dengan penyakit kardiovaskular,
baik yang sifatnya jangka pendek maupun jangka panjang.
Menurut
penjelasan Visvajit De Alwis, General Manager Tea Buying Division PT
Unilever Indonesia, teh hitam adalah teh berwarna hitam
kecoklat-coklatan, bercita rasa "kaya", yang dihasilkan lewat proses
fermentasi. Adapun teh hijau adalah teh berwarna hijau yang dihasilkan
melalui proses pengukusan cepat untuk menghambat terjadinya perubahan
warna daun dan terjadinya fermentasi. Di Indonesia, jenis teh hitam
lebih populer dibanding teh hijau.Sumber : kompas