Penelitian lain menunjukkan, bayi lebih
gampang diajarkan berenang ketimbang orang dewasa karena bayi tak pernah
memiliki faktor X, semisal bahaya. Bukankah bayi belum mengerti bahaya?
Lagi pula, bayi sangat menyukai air sehingga ia pun akan suka diajak
berenang. Nah, hal ini membuatnya jadi lebih mudah belajar berenang.
Selain itu, bayi baru lahir hingga usia 3 bulan bisa langsung nyemplung
ke dalam air tanpa takut tenggelam karena pada usia tersebut ia
memiliki refleks melangkah yang banyak kegunaannya untuk berenang.
"Refleks melangkah merupakan salah satu refleks yang menyertai bayi
seperti halnya refleks menggenggam dan refleks berjalan," jelas Dr Karel
Staa dari RS Pondok Indah, yang juga mantan perenang pemegang rekor 200
meter gaya dada pada 1960-1962.
Jadi, bila kita meletakkan bayi
usia di bawah 3 bulan di dalam air, secara otomatis ia akan
menggerak-gerakkan kakinya menyerupai paddle dog sehingga tak
tenggelam. Bisa dikatakan, pada usia di bawah 3 bulan bayi sudah bisa
berenang dengan gaya primitif. Bukan berarti setelah usia tersebut bayi
tak bisa berenang lagi, lho.
Kendati refleksnya sudah
menghilang, ia tetap bisa melakukan gerakan berenang walaupun tak
terorganisasi atau acak-acakan. Soalnya, dengan ada gaya gravitasi, ia
merasa ditekan dari bawah air sehingga ia bisa mengambang. Ia pun jadi
senang. Apalagi sejak di perut ibu, bayi sebenarnya juga sudah berenang
dalam air ketuban selama 9 bulan.
Setelah lahir, kemampuannya
berenang tinggal ditingkatkan saja. Bahkan, saking populernya berenang
ini, di luar negeri sampai ada proses melahirkan yang dilakukan di dalam
air, lho. "Secara medis, hal ini tak akan menimbulkan masalah karena
merupakan proses alami." Jadi, tak ada alasan lagi untuk ragu-ragu
mengajak si kecil berenang.
Harus aman
Yang
penting diperhatikan, ketika berenang, bayi harus merasa aman dan
memang harus ada pengaman. Jadi, orangtua harus mendampinginya. "Jika
orangtua sama-sama masuk ke dalam air dan sama-sama berenang dengan
bayi, maka selain merasa aman, bayi pun bisa merasakan ada respons dari
orangtua," tutur Karel. Di samping dengan orangtua mendampingi, juga
bisa bermain dengan bayi sehingga ada interaksi antarmanusia. "Ini
merupakan salah satu keunggulan berenang."
Coba bandingkan kala
bayi baru belajar duduk atau berjalan, apakah orangtua akan mendampingi
dan melakukan gerakan yang sama terus-menerus dengan anak? Kan, enggak.
"Nah, berenang lain. Mereka sama-sama masuk air, sama-sama berenang
sehingga rasa enjoy-nya lebih. Ini akan berguna untuk
perkembangan psikologis anak." Itulah mengapa, kedua orangtua sebaiknya
ikut bersama bermain di dalam air. Tentunya, berenang juga berguna untuk
pertumbuhan.
"Motoriknya berkembang lebih pesat ketimbang ia
hanya bermain di lantai." Bukankah saat berenang semua otot bekerja?
Nah, kalau di lantai, hanya otot-otot tertentu yang bekerja. Apalagi
jika ibu memberikan baby walker sehingga bayi jadi terbiasa
berjalan dengan alat itu. Akhirnya, gerakan-gerakan ototnya jadi
terbatas karena hanya otot-otot tertentu yang bekerja.Sumber